Sabtu, 21 Juni 2014

Contoh Makalah Penyakit Malaria


A.    Pengenalan Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria yang bernama Anopheles. Nyamuk Anopheles penyebab penyakit malaria ini banyak terdapat pada daerah dengan iklim sedang khususnya di benua Afrika dan India. Termasuk juga di Indonesia.
Parasit plasmodium yang ditularkan nyamuk ini menyerang sel darah merah. Sampai saat ini ada empat jenis plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale dan plasmodium falciparum. Plasmodium falciparum merupakan yang paling berbahaya dan dapat mengancam nyawa.
Setiap tahunnya, sekitar 1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit malaria. Demikian menurut data terbaru yang dimuat dalam jurnal kesehatan Inggris, The Lancet. Angka yang dilansir itu jauh lebih tinggi dari perkiraan WHO tahun 2010 yakni 655.000.
      Banyak yang mengira penyakit malaria sama dengan demam berdarah karena punya gejala yang mirip dan sama-sama ditularkan oleh nyamuk. Namun perlu diketahui bahwa keduanya berbeda. Malaria disebabkan oleh nyamuk anopheles yang membawa parasit plasmodium, sementara demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang membawa visrus Dengue.

B.     Jenis Jenis  Malaria
1.       Malaria Tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana pasien malaria merasakan demam  muncul setiap hari ketiga dan merupakan  penyebab kira-kira 43% kasus penyakit malaria pada manusia.                                      
2.      Malaria Kuartana, disebabkan oleh Plasmodium  malariae, pasien  malaria merasakan demam setiap hari keempat dan  menyebabkan kira-kira 7% penyakit malaria didunia.
3.      Malaria Tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum serta merupakan penyakit malaria yang paling berbahaya dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini adalah yang terberat, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, pendarahan, serta sesak nafas,. Penderita penyakit malaria jenis ini mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
4.      Malaria Pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Penyakit malaria jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.
C.    Proses Penularan Penyakit Malaria
1.      Fase di dalam tubuh nyamuk
            Di dalam tubuh nyamuk ini terlihat Plasmodium melakukan reproduksi secara seksual. Pada tubuh nyamuk, spora berubah menjadi makrogamet dan mikrogamet, kemudian bersatu dan membentuk zigot yang menembus dinding usus nyamuk. Di dalam dinding usus tersebut zigot akan berubah menjadi ookinet ookista sporozoit, kemudian bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Sporozoit ini akan menghasilkan spora seksual yang akan masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk

2.   Fase di dalam tubuh manusia 
            Setelah tubuh manusia terkena gigitan nyamuk malaria, sporozoit masuk dalam darah manusia dan menuju ke sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit akan membelah dan membentuk merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang rusak. Selanjutnya, merozoit akan menyerang atau menginfeksi eritrosit.
     Di dalam eritrosit, merozoit akan membelah diri dan menghasilkan lebih banyak merozoit. Dengan demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi pada eritrosit lainnya yang menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah, dan mengeluarkan merozoit baru. Pada saat inilah dikeluarkan racun dari dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan tubuh manusia menjadi demam. Merozoit ini dapat juga membentuk gametosit apabila terisap oleh nyamuk (pada saat menggigit) sehingga siklusnya akan terulang lagi dalam tubuh nyamuk, demikian seterusnya.
     Bentuk penularan  lain yang dapat terjadi yaitu berupa penularan dari wanita hamil ke janin. Malaria juga dapat menular melalui tranfus
D.    Gejala Penyakit Malaria
               Gejala awal  yang dialami oleh pasien malaria adalah demam  menggigil secara berkala dan biasanya disertai sakit kepala yang hebat,  badan  terasa lemah, mual-muntah dan tidak nafsu  makan, kuning pada mata, air kencing berwarna teh tua serta wajah pucat karena kurang darah. Apabila tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat, dapat terjadi kejang-kejang dan kehilangan kesadaran.
               Namun demikian, gejala yang klasik muncul pada pasien malaria adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala.
                Dalam beberapa kasus, parasit penyebab malaria bisa bertahan dalam tubuh manusia selama beberapa bulan. Sementara itu, infeksi akibat parasit P. falciparum biasanya lebih serius dan lebih mengancam nyawa. Sehingga ketika merasakan gejala tersebut, penangan dokter lebih awal sangat disarankan.

E.     Pencegahan Penyakit Malaria
1.      Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai obat nyamuk bakar, menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain untuk mencegah nyamuk berkembang di rumah.
2.      Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah endemis malaria.
3.      Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur, semak-semak sekitar rumah, genangan air, dan kandang-kandang ternak.
4.       Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci dengan menempatkan  mereka di luar rumah di dekat tempat nyamuk bertelur.
5.      Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah dan parit. Atau dengan  memberi sedikit minyak pada air yang tergenang.
6.       Menanam  padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah secara berkala.
7.      Menyemprot rumah dengan DDT.

F.     Pengobatan Penyakit  Malaria
            Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit terhadap klorokuin. Untuk suatu serangan malaria falciparum akut dengan parasit yang resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada malaria lainnya jarang terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan klorokuin dan primakuin.
            Obat penyakit malaria belakangan ini sudah menggunakan obat baru seperti Artemisinin-based Combination Therapy (ACT), atas rekomendasi dokter dan dosis yang tepat, diharapkan ACT dapat mengurangi angka kematian akibat penyakit malaria. Disinilah dibutuhkan kerjasama antara masyarakat, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat khususnya pada pusat layanan kesehatan masyarakat dalam ikut menanggulangi penyebaran penyakit malaria.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar